ALLAH MAHA LEMBUT
Oleh dr. Gamal Albinsaid
"Allah Maha lembut kepada hamba-hambaNya" (Asy-Syuro 19)
Saya akan awali dengan sebuah salam yang menyatukan kita dalam ikatan persaudaraan, salam yang dianugerahkan Tuhan kepada kita, salam yang biasa dilantunkan oleh para penghuni surga dan sungguh merugilah orang-orang yang tidak melihatnya. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Perkenalkan saya adalah hamba Allah yang penuh khilaf, terlalu sering lalai, terkadang lupa keikhlasan, kerap menasehatkan syukur, tapi terkadang lupa mengamalkan. Ya, saya, dr. Gamal Albinsaid, manusia yang ingin memperbaiki diri, ingin mendekat kepada Allah, iri dengan orang-orang yang bisa menjadi orang soleh, sering iri dengan orang-orang yang bisa tenggelam dalam kekhusyukan mendalam, sering bingung dengan apa yang dilakukan, apakah benar? Apakah adil? Apakah bijak? Tapi satu hal yang saya syukuri, saya punya sahabat-sahabat yang baik nan soleh, yang Allah titipkan untuk menasehati saya, menjaga saya, dan mendorong saya untuk bergerak lebih keras, lebih berani, dan ya mereka orang-orang baik. Saya beruntung berada di sekitar mereka. Sekarang saya yakin, teruslah bergerak...teruslah bergerak.... teruslah bergerak.... sampai Allah meminta kita beristirahat di dalam tanah, sungguh Allah tau lelahmu.
Jika boleh saya mengatakan, sebelum saya mengenal dunia dakwah, hidup saya seperti masa- masa jahiliyah. Hanya belajar untuk urusan sekolah dan kurang peduli dengan agama. Bukankah Allah berfirman “Jika engkau menolong agama Allah, Niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. Saya coba bandingkan diri saya sebelum mengenal dakwah dan setelah mengenal dakwah. Tanpa saya sadari pemahaman spiritualitas yang saya coba jadikan pemimpin intelektualitas dan emosionalitas, menghantarkan saya memperoleh 35 penghargaan Nasional dan Internasional. Semoga banyak hikmah yang bisa anda ambil.
Buku ini saya buat kepada anda yang yakin bahwa kita diciptakan dengan fitrah kesempurnaan. Buku ini saya buat kepada anda yang percaya bahwa ikhlas adalah jalan utama untuk menjemput fitrah kemanusiaan kita. Buku ini saya buat kepada anda yang percaya bahwa Tuhan adalah kunci semua keberhasilan. Sebetulnya ada dasar – dasar ilmiah logis tentang terjadinya sebuah keajaiban. Terlalu banyak orang telah membuktikan hidup hanya 2 pilihan, menjalani hiduup dengan biasa saja atau menjalaninya dengan keajaiban – keajaiaban. Saya hanya diberi sedikit waktu untuk membuat anda meyakini sesuatu yang sedang saya yakini dan membuat anda memperjuangkan sesuatu yang sedang saya perjuangkan. Terkadang untuk sukses kita tidak perlu memberi tahu hal baru kepada orang lain, tetapi cukup dengan mengingatkannya saja. Buku ini saya tulis untuk untuk 2 bidadari saya, Eliza Abdat dan Rania Arif Mahfud, orang yang telah mendedikasikan hidupnya demi kebaikan saya. Today, I have something life for, someone I musn’t disappointed. Dan tak lupa untuk Saleh Arofan Albinsaid, ayah yang tidak kalah perjuangannya dibandingkan ibu, . Semoga dalam tiap lembar dari buku ini, saya dikaruniakan kerendahan hati dan kesucian visi.
“Sesungguhnya Allah mencintai kehalus-lembutan dalam perkara kesemuanya” (HR.Muslim)
Allah itu maha lembut kepada hamba-hambanya, Allah Maha Lembut… Allah Maha Lembut… Coba sejenak berhenti mengejar dunia, lalu rasakan karunia apa yang telah Allah berikan kepada kita. Seperti pesan hamka, bukan tidak boleh berharap lebih, tapi jangan lupa berlian yang sudah ditangan. Sesiapa mencintai Allah, maka ia akan memahami syukur dan sabar, dan ia akan lihat segala sesuatu indah adanya Kalau Allah sudah berkata Kun fayakun, Maha Suci Allah yang ditanganNya segala kekuasaan berada dan kepadanyalah semua urusan dikembalikan. Yang kita lakukan mungkin sederhana, tapi Tuhan berkuasa untuk membesarkan kita dari ketulusan yang kita kerjakan. Barang siapa niatnya sempurna, maka pertolongan Allah akan sempurna!
Spiritualitas kita akan menghantarkan kita pada semangat menghantarkan dan memaknai kebaikan, Sungguh ketahuilah, fitrah berbagi, menolong, berkorban, membantu sesama kan memberikan kesejukan dan kehangatan dihatimu. Bismillah, May this book could be a goodness which brings more goodness. Let’s motivate people until we can’t.
SPIRITUALITAS KORPORASI
Warren Buffet terkenal di tahun 2010 yang lalu karena berhasil mengalahkan Bill Gates yang sudah 10 tahun menjadi orang terkaya di dunia. Tidak banyak orang yang tau, 2 tahun sebeleum Warren Buffet menjadi orang terkaya, ia menyumbangkan 80 persen kekayaannya untuk sosial. Sekitar 300 triliun atau setengah APBN kita pada saat itu. Ada sosok yang lebih hebat lagi, yaitu Abu Bakar As-Shidiq dimana ia menyerahkan 100 persen hartanya untuk agamanya.
Albert Enstein, siapa yang tidak mengenal sosoknya dengan rumus e=mc2. Wajahnya menjadi lambang kejeniusan, 100 tahun kematiannya diperingati sebagai tahun fisika, namanya digunakan menjadi nama unsur kimia, enstenium, termausk nama astroid juga. Namun, Michael Hert meletakkan ia dalam jajaran orang paling berpengaruh di nomer 10. Kalau kita lihat, kebanyakan orang yang berada di jajaran atas Enstein adalah orang, orang yang meletakkan spiritualitas sebagai dasar kehidupannya, yaitu Nabi Muhammad SAW, Isaac Newton, Nabi Isa AS, Budha, Confucius, Saint Paul, Thai Lun, Johan Gutenberg, Christopher Columbus. Artinya orang yang mendasarkan hidupnya pada nilai-nilai spiritual punya pengaruh lebih besar dibandingkan orang-orang yang mendasarkan hidupnya bukan pada nilai-nilai spiritual.
Dalam bisnis, kita sering kali dihadapkan untuk memilih antara profit opportunity dan empati. Kebesaran hati kita kan berikan jawaban benar. Satu hikmah yang saya ambil dari pengusaha-pengusaha besar, ada sebuah benang merah dalam pencapaian mereka, bahwa dibalik orang-orang besar senantiasa ada amal ibadah yang mempesona.
Masih ingatkan kita dengan Lee Yoon Hyung, ahli waris keluarga samsung, sahamnya 1,7 triliun, namun di usia 26 tahun, dia tidak memiliki keberanian melanjutkan hidup. Ia meninggal dunia dengan bunuh diri mengunakan seutas kabel listrik. Apa yang menimpanya adalah pesan nyata, bahwa tidak ada hubungan antara kenikmatan kehidupan dengan pencapaian. Kawanku semuanya, guru saya pernah berpesan, tidak peduli seberapa hebatnya kita, tidak peduli seberapa kayanya kita, tidak peduli seberapa berpengaruhnya kita, jika hari ini kita tidak bahagia, pasti ada yang salah.
Oleh karena itu kami menggagas spiritualitas korporasi, bagaimana kita menjadikan nilai spiritualitas menjadi dasar dalam pengambilan setiap keputusan, bukan lagi sekedar prinsip-prinsip ekonomi yang penuh dengan pragmatisme dan oportunistik. Spiritualitas korporasi juga
sudah tentu memberikan makna-makna kebermanfaatan yang banyak orang sebut dengan wirausaha sosial. Ini tetap menjadi penting, karena masyarakat tidak peduli seberapa hebatnya kita, seberapa besarnya pencapaian kita, seberapa kayanya kita, seberapa berpengaruhnya kita, yang mereka perdulikan hanyalah satu, apakah keberadaan kita memberikan manfaat untuk mereka.
Jika kita lihat dengan frame yang lebih luas, spiritualitas korporasi bukan hanya menyentuh sektor manajemen korporasi, namun juga mengembangkan nilai-nilai spiritual dalam setiap pribadi yang terlibat dalam korporasi itu. Itu yang Stephen Covey sebut dalam bukunya sebagai sharpen the saw, pada akhirnya tujuan korporasi adalah menajamkan gergaji orang-orang di dalamnya menjadi lebih tangguh secara spiritual dan lebih tangguh secara intelektual.
Sungguh luar biasa pesan Imam Al-Ghazali Sesunggunya seluruh manusia itu merugi, kecuali mereka yang berilmu, sesungguhnya seluruh orang yang berilmu itu merugi kecuali mereka yang beramal, dan sesungguhnya seluruh orang yang beramal itu merugi, kecuali mereka yang ikhlas. Spiritualitas korporasi ini akan mengajarkan anda, saya, dan kita semua menikmati pencapaian dunia dan akherat.
Berapa banyak diantara kita mengejar sesuatu yang disesali para penghuni kubur. Tidak salah jika Emha Ainun Najib berpesan “jangan mati-matian mengejar sesuatu yang tak bisa dibawa mati”. Oleh karena itu, mari periksa diri jika cita belum tertuai, jangan-jangan badan kita belum pantas disinggahi kemuliaan. Kenapa banyak orang bekerja keras, namun ia tetap gagal, menurut saya jawabnya singkat, karena ia bekerja dengan otot dan otaknya saja, tapi ia lupa mengajak hatinya untuk bekerja.
Setelah dua tahun mengembangkan Indonesia Medika, saya yakin karya besar selalu diawali oleh memilih orang-orang yang tepat, lalu kemudian menentukan ke arah mana kapal akan berlayar. Oleh karena itu, pertanyaan tentang siapa, jauh lebih penting dibanding pertanyaan tentang apa. Kita harus mulai berfikir tentang manusia, baru berfikir mengenai komponen yang digerakkan oleh manusia. Keikhlasan dan kerja keras adalah kombinasi kuat dalam memberhasilkan sebuah karya besar. Saya yakin mental kerja keras jauh lebih penting dan berharga dari sekedar kecerdasan. "Don't tell people your dreams, show them. Work hard in silence, let your success be your noise".
BERBAKTI ADALAH KUNCI LANGIT
(dr. Gamal Albinsaid bersama kedua orang tuanya)
Melupakan do‟a untuk kedua orang tua pada tiap akhir shalatnya merupakan salah satu bentuk kedurhakaan. Mari kita ingat, satu diantara 3 amal yang paling Allah cintai adalah anak yang berbakti pada orang tua, dan satu diantara 2 azab yang Allah percepat di dunia selain pemimpin yang dzolim adalah anak yang durhaka pada orang tua.
Maka terimalah dengan ikhlas bahwa cara kita memperlakukan kedua orang tua kita adalah pemberitahuan kepada Allah bagaimana Allah memperlakukan kita. Boleh jadi keberhasilan kita bukan karena ketangguhan kita, tapi karena do‟a kedua orang tua kita.
Sering kali, tatkala saya menghadapi momen besar dalam hidup, misalnya ujian, Ibu saya berkata “Waktu kau ujian, mami di atas sajadah”. Hingga hari ini, dengan tegas nan tenang ku katakan, aku tidak pernah takut menghadapi dunia, karena Ibuku mendo‟akanku setiap malam.
Sudahlah kawan, pengorbanan dan kenikmatan yang diberikan orang tua kita terlalu banyak dan manis, namun rasa syukur dan bakti kita kepada orang tua terlampau sedikit. Tidakkah engkau tergoda untuk menghangatkan hari-hari orang tuamu?
Jangan lupakan membahagiakan ayah, karena walaupun surga di bawah telapak kaki Ibu, ayah adalah jalan menujunya. Coba lakukan ini, temani ayah pergi shalat berjamaah ke masjid, duduklah disamping ayah untuk minum kopi bersama di pagi hari, ajaklah ayah berdiskusi apa yang dia sukai, jadilah tempat curhat bagi ayah, sesekali menjelmalah menjadi teman ayah, jangan pernah menjatuhkan wibawa ayah dihadapanmu, ajaklah ayah duduk berdua dan membicarakan tatkala ada perbedaan pendapat dengan ayah. Seperti, membawa kue ulang tahun ke-63 di tengah malam setelah lelah bekerja, dengan kejutan, dan do‟a penutup yang santun, berbakti itu tentram. Menemani Ayah menonton berita dan berdiskusi tentang politik sambil mendengarkan curhat ayah di tiap pagi, berbakti itu tenang. Lakukan dan rasakan nikmatnya.
Yuk, saat ini saling mendo'akan, semoga Allah jadikan kita anak yang soleh, berbakti, dan menyelamatkan orang tua kita dari api neraka. Tangguh dan berhasilah secepat mungkin, lalu jadikan dirimu alat pemberhasil cita-cita orang tuamu. We have something live for, someone we musn’t dissapointed.
Pesanku kepada lelaki di Bumi ini, jika kau mencari pendamping hidup, Tanyakan padanya : "apakah kau mau menemaniku merawat orang tuaku tatkala mereka terbaring di tempat tidur?" karena....Banyak wanita mampu menjadi istri yang baik, namun tak banyak diantara mereka mampu menjadi menantu yang baik. Menantu yang baik adalah ciri istri solehah, tak ada istri solehah yang bukan menantu yang baik, karena menantu yang tak baik melunturkan kesolehan.
Pesan salah seorang buyutku, kunci keberhasilan itu dua, catat baik-baik! Pertama, Berbakti pada orang tua, Kedua, Menjaga Shalat lima waktu. Terkesan sederhana, namun akhirnya kupahami, dua kebaikan itu adalah pintu dibukanya kebaikan-kebaikan lainnya.
Ada seorang wanita yang luar biasa, beliau berusia 46 tahun, apa yang luar biasa dari beliau, bayangkan diusianya yang ke 46 itu, beliau mendaftarkan diri menjadi mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Malang, beliau belajar ilmu tafsir, ketika diatanya oleh anaknya, ada apa gerangan ibu ini kok mau kuliah lagi, jawabannya membuat saya semakin kagum dengan beliau dan membuat diri saya malu, anda tahu apa jawabannya. “Mami Cuma ingin tahu artinya
bacaan shalat dan mau menyelamatkan anak-anak dari api neraka”. Dan anda tahu siapa wanita yang mulia ini, beliau adalah wanita yang melahirkan saya.
Pada saat menulis buku ini, saya sedang sangat rindu dengan kedua orang tua saya. Rindu adalah cerminan cinta yang tak tersampaikan menjelma menjadi kegelisahan. Saya jadi teringat ketika makan malam kedua saya dengan Pangeran Charles, salah seorang di acara bertanya kepada saya, "What is the most valuable thing you get from this award?", Jawab saya kala itu, "When my mother sent a message to me and said "Mami proud of you"
(Gamal Albinsaid, January, 27th, 2015)
Berikutnya saya akan berbagi tentang nikmat dan manisnya berbakti pada orang tua. Semoga berkah. Allah tak letakkan surga di kaki para ulama atau penghapal Qur‟an, tapi Allah memilih meletakkan di kaki Ibu-Ibu kita.
I have something live for, someone I mustn’t dissapointed, my beloved father - beloved mother, Saleh Arofan and Eliza Abdat. Bagi yang belum pernah merasakan nikmat dan indahnya berbakti kepada orang tua, ketahuilah berbakti itu sejuk. Mencium tangan dan rambut di atas keningnya tiap hari, berbakti itu manis. Di rumah sakit sering kutatap wajah penyesalan anak tatkala mau merenggut ayah-ibunya, menyesal karna belum berbakti, Bagaimana kita?
Sebuah hikmah lain, Pasienku menderita gagal ginjal akibat hipertensi gestasional yang diderita saat hamil, menjadi ibu itu berat, berbakti yuk ! Oleh karena itu, sangat benar jika Ibnu Abbas ra berpesan “Tiada cara paling efektif untuk mendekat kepada Allah, selain berbakti pada kedua orang tua”. Aku yakin, keridhoan Allah SWT bergantung pada keridhoan kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT, bergantung pada kemurkaan kedua orang tua” berbaktilah!
“Merugilah seseorang yang hidup bersama kedua orang tuanya atau salah satunya di saat mereka tua renta, namun ia tidak masuk surga” (HR. Muslim). “Bangun tidur berfikirlah anda bahwa akan bekerja untuk berbakti pada orang tua” itulah pesan Haji Lulung – Tokoh Betawi fenomenal asal Tanah Abang. Sudahkah anda berbakti pada orang tua hari ini?
Benar kata keluarga cemara, harta yang paling indah adalah keluarga dan yakinlah rumah tangga adalah institusi yang ajaib. Tidak masalah terlihat lebay untuk orang-orang yang kita sayangi . “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (Al-Isra‟:24).
Ada 4 hal yang menjadikan saya mengagumi sosok B.J. Habibie, antara lain : pertama, kemampuan intelektualitasnya yang memiliki daya saing global, kedua, ketulusan cintanya kepada Indonesia, ketiga, Spiritualitas yang menjadi dasar berpijak dan bergerak, keempat, kemampuannya membangun harmoni antara jiwa pengabdiannya dan keluarganya. Poin keempat itulah yang membedakan Habibie dengan sosok-sosok lainya dimata saya. Ia meyakini, Ainun istrinya adalah faktor dominan yang menghantarkannya pada keberhasilan yang mempesona.
Abi, Mami, Bismillah, mendo'akanmu adalah caraku memelukmu dari jauh. Yuk, saat ini saling mendo'akan, semoga Allah jadikan kita anak yang soleh, berbakti, dan menyelamatkan orang tua kita dari api neraka.
Terakhir ibuku pernah berpesan, “Lakukan semuanya karena Allah”, sehingga aku sering berpesan kepada adik-adikku, “biarkan semua yang kita lakukan tercukupkan dalam 2 kata, Untuk Allah”.
SUFI ABAD 21
“Barangsiapa yang dunia adalah ambisinya, maka Allah akan menghancurkan kekuatannya, menjadikan kemiskinan di depan matanya dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali apa yang telah Allah takdirkan. Dan barangsiapa akhirat adalah tujuannya, maka Allah akan menguatkan urusannya, menjadikan kekayaannya pada hatinya dan dunia datang kepadanya dalam keadaan tunduk.” (HR. Ibnu Majah)
Orang yang percaya diri, bukanlah orang yang yakin pada kemampuannya, tapi orang yang yakin bahwa Allah bersamanya. Kita harus percaya diri, tapi sisakanlah ruang kekhawatiran pada kemampuan pribadi dan ruang ketergantungan pada Rabbi, sungguh keadaan takluk dan tak berdaya adalah pertanda baik, karena Allah suka kita bergantung kepadanya. Allah itu Maha lembut dan mencintai kehalus-lembutan dalam setiap perkara. Dahulukan Allah, maka Alllah akan mendahulukan kita. Ingatlah terus akherat, karena yang melupakan akherat berada dalam ketenangan yang membahayakan. Saya selalu mencoba mengaz pesan Ibnu Qayyim, siapa yang menjadikan Allah sebagai keterpesonaannya, jadilah ia mempesona bagi semua mata. Jangan berikan pada Allah hal yang dibenciNya, sedang kita meminta apa yang kita suka. Jangan nodai diri dengan maksiat, karena maksiat hanya mencabut ketenangan... menggelisahkan kehidupan lewat nafsu sesaat. Lakukan kebaikan sekecil apapun.... karena kita tak pernah tau amal apa yang membawa kita pada surgaNya. Ibnu „Athaillah pernah berpesan tidak ada amal yang lebih berpeluang diterima dari pada amal yang tidak engkau sadari dan emgkau pandang tak berarti. Kawan, karena kita juga tak pernah tau amal apa yang akan memudahkan urusan kita di dunia dengan pencapaian yang mengagumkan. Periksa diri jika cita belum tertuai, jangan-jangan badan kita belum pantas disinggahi kemuliaan.